Pencak silat NU pagar nusa
Jujur, ihlas, sportif, berani mengabdi, teguh pendirian, dan elegan. Pangkat-pangkat inilah yang layak disandang para pendekar dari Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (IPS-NU) Pagar Nusa.
Lagi pula para pendekar dunia persialatan ini tak
terlalu butuh pangkat-pangkat basah di pemerintahan yang akhir-akhir ini
ramai diperebutkan orang banyak. Para pendekarlah sebenarnya yang
berada di barisan terdepan perjuangan mendapatkan ”kedaulatan” negeri
ini sekalipun belakangan nama mereka tidak banyak mendapatkan tempat
dalam catatan sejarah yang didominasi oleh para diplomat dan politisi.
Menjelang pelaksanaan kongres saya sempat berbincang dengan Ketua Umum IPS-NU Pagar Nusa yang selanjutnya terpilih kembali. Dialah Prof. DR. KH. Suharbillah. Perbincagan berlangsung akrab dan sama sekali tanpa rasa takut meski saat itu penulis berhadapan dengan seorang pimpinan pendekar yang brewokan dan bertubuh besar kekar. Salah satu ucapan Kiai Suharbillah yang penting begini:
”Saya sempat mendapatkan telepon dari oknum yang mengatasnamakan pengurus wilayah Pagar Nusa. Dia mengaku menawarkan wilayahnya untuk memilih saya sebagai Ketua Umum Pagar Nusa Periode 2005-2010. Namun dia bertanya kompensasi apa yang hendak saya berikan kepada wilayah itu. Saya balik bertanya, apakah Pagar Nusa sekarang sudah seperti itu?!”
Ya. Memang dalam banyak hal paguyuban (jamaah) yang empunya kejelasan kekuatan ”fisik” dan massa menjadi bahan-bakar utama untuk menjadi alat politik, dan dengan begitu para pentolannya tergolong orang yang berpunya. Namun Pagar Nusa tidak termasuk dalam bahagian itu.
”Saya sempat menawarkan kepada para pengurus Pagar Nusa, apakah kongres ini model Ansor atau model NU. Kalau model Ansor para anggotanya di kasih sangu. Namun kalau model NU malah dimintai urunan. Ternyata warga Pagar Nusa Lebih memilih model NU,” kata Kiai Suharbillah. Dua idealtipe barusan seharusnya tidak ada, namun kadang menjadi problem ideologis yang pertama-tama harus diperbincangkan secara intern, diselesaikan sampai tuntas.
Para pengurus cabang IPS-NU Pagar Nusa berangkat ke Jakarta dari daerahnya masing-masing, Jawa dan luar Jawa, dengan biaya sendiri. Sedari awal Kiai Suharbillah berpesan, ”Kami pengurus pusat tidak menyediakan tiket. Tiketnya nanti di surga dan insyallah lebih mahal harganya.” Itupun para pengurus Pagar Nusa yang hadir dimintai iuran 100 sampai 300 ribu-an percabang; jumlah yang lumayan besar untuk kebanyakan warga Pagar Nusa.
5 komentar:
judule ndi kie???
snx ndi.'.'.'
delok'n postinganmu 3 terakhir trus bedakno mbi ngisore
byuuhhh jan lebay kata2ne. puisi dan pendidikan
The Borgata Hotel Casino & Spa - JetBlue
› 여주 출장마사지 news › borgata-casino-picks-off › 나주 출장샵 news › borgata-casino-picks-off Jul 6, 2020 — Jul 6, 2020 A photo of The Borgata 수원 출장안마 Hotel Casino & Spa 거제 출장안마 on July 6, 2020 익산 출장마사지 in Atlantic City's Marina District on Friday, July 6,
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijaksana