04/07/12

Pesona telaga ngebel....

Telogo Ngebel, Kabupaten Ponorogo


Menurut cerita yang berkembang dalam masyarakat, telaga Ngebel mempunyai keunikan tersendiri yang didasarkan pada kisah seekor ular naga bemama “Baru Klinting”. Saat itu, sang ular sedang bermeditasi, secara tak sengaja dipotong-potong oleh masyarakat sekitar untuk dikonsumsi.
Tiba- tiba secara ajaib, sang ular tersebut menjelma menjadi anak kecil lalu mendatangi masyarakat dan membuat sayembara. Isi atau maksud sayembara itu adalah barang siapa bisa mencabut lidi yang ditancapkan di tanah.
Anehnya, setelah sayembara itu berlangsung lama, namun tak seorangpun  yang berhasil mencabutnya. Lantas anak kecil itu sendirilah yang berhasil  mencabutnya. Dan dari lubang bekas lidi itu keluarlah air yang kemudian menjadi mata air yang menggenang hingga membentuk telaga.
Legenda Telaga Ngebel ini sangat erat dan memiliki peran penting dalam sejarah Kabupaten Ponorogo. Konon, salah seorang Pendiri Kabupaten Ponorogo bemama Batoro Kantong, sebelum menjalankan syiar Islam di daerahnya. Batoro menyucikan dirinya terlebih dahulu di mata air dekat telaga, yang kini dikenal sebagai Kucur Batoro.

Panorama Ngebel Sangat Menakjubkan

Obyek wisata Telaga Ngebel berada di sekitar 26 km kearah utara-timur dari pusat Kota Ponorogo, tepatnya berada dikaki Pegunungan Wilis dengan ketinggian 750 meter diatas permukaan laut. Suhu ditempat wisata ini sekitar 20-26 derajad celcius, sehingga terasa sejuk. Dengan luas permukaan sekitar 15 km dikelilingi oleh jalan sepanjang 5 km. Telaga ini memiliki panorama alam yang menakjubkan, indah dan asri.
Sebenamya, Telaga Ngebel bisa menarik para investor untuk mengembangkan wilayah ini, sehingga ngebel dapat dipercantik dan bisa dijadikan ikon kedua di Ponorogo setelah kesenian Reog. Sebab, obyek wisata ini layak untuk dikunjungi dan dijual karena suasananya masih alarni, indah danasri.
Disamping panorama alamnya yang sangat aduhai, udaranyapun sangat sejuk apalagi bila diiringi angin semilir yang menyelimuti obyek wisata Telaga. Sehingga serasa pas dengan panorama yang asri nan indah mempesona ini otomatis bisa mematri hati para pengunjungnya. Ditambah lagi dengan pemandangan para pencari ikan yang sedang asyik menangkapi penghuni. telaga. Lalu, diseberang sana ada warung atau kedei dengan menjual atau sajian ikan bakar dari telaga kian menambah betah siapapun yang hadir di tempat ini
Telaga Ngebel memang memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri dibandingkan dengan telaga-telaga lain yang ada di Jawa Timur. Telaganya yang.indah dan anggun ini, dikelilingi rimbwmya pepohonan lereng gunung wilis. Dengan kondisi alarnnya yang eksotik inilah sehingga memi!iki prospek cukup baik bila dikembangkan, bahkan dapat dijadikan aset Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam meningkatkan perekonornian, khususnya bagi masyarakat sekitar obyek wisata itu sendiri.
Sebagai petunjuk jalan bagi para pengunjung, terutama pengunjung yang datang dari luar Ponorogo dapat menempuh melalui jalan raya Madiun-Ponorogo. Hanya saja, akses jalan ini cukup sempit, terjal dan berkelok-kelok. Tetapi, saat sudah mendekati telaga, di sepanjang jalannya dihiasi tanaman seperti hutan-hutan kecil yang cukup rimbun. Hal ini menunjukkan, bahwa Pemkab Ponorogo sangat serius dalam mengelola tempat wisata ini, terlihat dari banyaknya penunjuk jalan atau arah disepanjang jalan.
Keadaan jalannyapun rata- rata sangat bagus dan semua telah diaspal. Rata- rata pengaspalan jalannya dengan hotmix meskipun belum seluruhnya selesai. Begitu sampai di telaga, pertama mata memandang yang terlihat adalah pemandangan yang cukup indah dan didukung dengan udaranya yang sejuk, sehingga membuat hati dan pikiran terasa bebas dari segala masalah

.
Di kawasan wisata Telaga Ngebel, pengunjung tidak akan kesulitan untuk mencari makan atau buah- buahan. Karena di tempat ini semua kebutuhan pengunjung sudah tersedia, dan tempatnyapun berada di sepanjang areal telaga ngebel. Buah yang ada antara lain durian, manggis, dan pundung, alpokat, pisang serta nangka yang merupakan buah local dari sekitar ngebel. Setiap tahun, di Telaga ini diadakan ritual budaya yang berupa LarW1gan Sesaji yang penyelenggaraannya bertepatan dengan tahun baru Hijriyah/Tahun baru Islam 1 Muharam atau 1 Suro. Di moment inilah biasanya sangat ramai pengunjung yang datang ke telaga ngebel.
Bila masyarakat atau pengunjung ingin mengunjung Telaga Ngebel, tidak usah takut atau khawatir karena akses menuju kesana tidak sulit. Di ponorogo, sudah banyak Angkutan umum dan angkutan selalu tersedia dan siap mengantarkan pengunjung dari Terminal Ponorogo menuju Terminal Jenangan dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Untuk bisa sampai ke tempat wisata telaga, pengunjung juga bisa lewat atau ditempuh dari Madiun melalui Mlilir dan Dolopo.
Seperti daerah pegunungan lain, disepanjang jalan menuju ke telaga ngebel perjalanan kami selalu menyenangkan dan sangat menarik. Karena sejauh mata kami memandang, baik disebelah kanan maupun kiri jalan yang terlihat adalah hamparan sawah hijau bak permadani yang sangat menyejukkan mata, dan dipinggiran wasah itu berjajar pepohonan yang sangat rindang menambah eksotis pemandangan di kala siang hari. Begitu sampai di lokasi telaga ngebel, pertama- tama tanda yang bisa kita ketahui bahwa kami sudah sampai di ngebel adalah dari kejauhan sudah kelihatan pantulan air telaga yang berkilauan.
Telaga ngebel yang memiliki luas permukaan sekitar 1,5 km dan dikelilingi jalan sepanjang 5 km ini, menjadi sumber rejeki bagi masyarakat setempat mencari ikan. Sebab, di tempat ini banyak di huni aneka macam ikan khususnya ikan tawar. Disamping itu, telaga ini juga bisa membantu para petani ikan untuk mengembangkan perikanan ikan tawar dengan cara memasang keramba secara berderet-deret di dalam telaga. Setiap pagi dan sore, para pemilik keramba- keramba itu sibuk memberi makan ikan. Sampai saat ini, jumlah keramba yang terhampar di telaga ada sekitar 900 yang dikelola oleh 12 kelompok. Sedang Ikan yang ditanam atau dikembangkan adalah nila, wader, dan mujair.
Sementara bagi yang tidak memiliki keramba, telaga ini juga bisa dijadikan tempat untuk memancing yang menyenangkan. Aktivitas memancing di telaga ini banyak dilakukan masyarakat di waktu sore hari. Biasanya mereka duduk berderet eli tepi telaga, sambil menunggu kail-kail yang mereka pasang dimakan ikan.
Begitu juga saat mengitari telaga melalui lewat jalan darat yang ada di sekeliling telaga cukup menyenangkan. Tetapi, sekali- sekali cobalah berkeliling telaga dengan menggunakan bus air. Sebab, disana telah diseeliakan dua armada bus air dengan kapasitas 20 penumpang yang siap mengantar mengelilingi telaga dengan melihat keramba dari dekat. Tarif naik bus airpun relatif murah. Yaitu hanya dengan mengeluarkan uang recehan sebesar Rp 5.000 per orang, pengunjung bisa berkeliling menyusuri keluasan danau selama 30 menit. Pengunjungpun tidak usah kuatir tidak kebagian tempat, karena selain dua armada bus air, saat ini pemkap dalam hal ini Dinas Pariwisata Ponorogo juga sudah menyiapkan perahu sebanyak 13 buah. Perahu-perahu ini untuk antisipasi pengtmjung di akhir pekan tiba atau hari-hari libur lainnya.
Begitu juga bagi pengunjung yang tak ingin segera beranjak dari telaga dan ingin menikmati malam di tepi telaga, pengunjung bisa menghabiskan malam di penginapan. Sebab, di areal wisata ini juga sudah disipkan banyak penginapan ataupun hotel, tetapi kondisi hotel atupun penginapan di ngebel belum sebanyak dan se bagus di daerah wisata lainnya. Atau seperti di Telaga Sarangan, tetapi kondisinya cukup menyenangkan jika membawa keluarga dan menginap. Salah satu penginapan yang dekat dengan telaga adalah Pesanggrahan Songgolangit. Pengffiapan milik Pemkab Ponorogo ini memiliki sepuluh kamar. Setiap kamarnya disewakan dengan harga Rp 50.000 – Rp 75.000 per inalam.
Dengan hanya merogoh kocek Rp 2000,untuk tiket masuk, tidak mengherankan kalau banyak pengunjung yang datang ke Telaga Ngebel walau hanya sekedar duduk-duduk sambil menikrnati pemandangan. Menurut petugas peron masuk, setiap akhir pekan jumlah pengunjung mencapai 7.500 – 10.000 per bulan.
Selain itu, di hari-hari libm nasionalpun, Telaga Ngebel selalu diadakan panggung terbuka sehingga menambah antusias para pengunjung. Harapannya, dengan adanya panggung terbuka, maka jurnlah pengunjung meningkat “Bahkan jika ada event besar jurnlah pengunjung bisa sampai 20.000 orang. Seperti event Upacara Larung yang diadakan bertepatan dengan Grebeg Suro pada awal November Jurnlah pengunjung bisa mencapai 50.000 orang bahkan lebih. Dan yang datangpun, tidak hanya dari Ponorogo tetapi juga dari kabupaten lain yang terdekat,” ungkap Priyo Nugtoho, Kasie Obyek Dan Daya Tarik Wisata, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga, Kabupaten Ponorogo.
Sebagai pelengkap, karena tidak lengkap rasanya jika berwisata tanpa mencicipi hidangan khas, pengunjng bisa mencicipi makanan khas ponorogo, sepanjang jalan menuju telaga. Di sepanjang jalan ini terdapat warung-warung sederhana sampai restoran.
Menurut data Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga, jumlah warung sebanyak 40 buah dan restoran ada 15 buah. Pemilik warung dan restoran adalah penduduk asli yang tinggal di sekitar Telaga Ngebel. Sebagai pasokan menu utamanya yang mayoritas Nila, mereka membudidayakan ikan nila di keramba. Sehingga harga sepiring nasi dan ikan nila bakar yang dilengkapi lalap dan sambel tidak mencapai Rp 20.000,-.
Priyo menambahkan, dulu menu utama adalah ikan Ngok ngok yang hanya hidup di Telaga Ngebel sebagai pendamping tiwul. Nasi tiwul ? hmm .. …. ternyata makan nasi tiwul asik juga. Rasanya mak kletuss di mulut, karena sedikit agak keras, beda dengan nasi putih yang pulen. Membuat penasaran bagi pengunjung yang tidak pernah merasakan nasi ini. Sebab, menu ini sangat aneh banget dengan sebutan menu ikan Ngok ngok … berhubung ikan tersebut langka, maka sedang di budidayakan dan sekarang belum saatnya panen. Maka Tim Prasetya pun cukup puas dengan sajian ikan nila bakar plus sambel dan lalapan. Ternyata sambalnya pedesss banget, terpaksa minta tambah nasi tiwul, eh, .. . nasinya habis, . .. minta tambah ikan … eh ikan masih ada. Benar-benar lezat.yaitu hidangan nila yang disuguhkan dengan nasi tiwul. Menurut Kepala Dinas kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Ponorogo, Drs. Abas Kontoro mengatakan, setelah diadakan pengembanganatau pembangunan tempat wisata telaga ngebel, ternyata dampaknya sangat bagus. Sejak tahun 2010 kemarin, pendapatan wisata alam ngebel ini terus meningkatkan. Yaitu dari target, sebesar Rp 150 juta, saat ini sudah mencapai Rp 130 juta.
Untuk mudah mengetahui dan dikenal orang, bagaimana, dimana dan seperti apa keadaan telaga ngebel itu, maka Dinas Pariwisata Ponorogo terus gencar mengadakan sosialisasi tentang keberadaan telaga ngebel. Tak hanya itu, pembuatan brosur, booklet serta pembuatan website dengan dengan situs www. Ponorogotourism.co.id sebagai upaya untuk mempromosi objek wisata di Ponorogo. “Bahkan tak lama lagi kami juga akan menggelar grebeg Suro dan Larung Risalah Doa sebagai kegiatan rutin,” imbuhnya
Untuk melengkapi keberadaan telaga ngebel agar tambah asri dan baik, maka dilengkapi dengan beberapa objek wisata pendukung lainnya diantaranya Sumber Air Panas, Sumber Air Tiga Rasa serta air terjun Toyomarto. Namun, hal ini belum tersentuh secara optimal.
Abas Kuncoro mengatakan, selama ini hambatan utama yang dihadapi adaJah kurangnya dukungan infrastrnktur, utamanya akses jalan menuju area wisata. Selain itu, dari segi kepemilikanTelaga ini berada di atas tanah milik Perhutani, sedang pengaturan pengairana di bawah Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur dan masyarakat. Untuk menyatukan hal tersebut telah dilakukan koordinasi lintas sektor guna mencari titik temu kesepakatan.
Sedang harapan kedepannya, adalah ingin agar infrastruktur jalan karena hal tersebut merupakan sarana yang paling mendesak mempermudah calon pengunjung yang ingin datang kesana. Karena selama ini, kondisi jalan selain sempit dan berkelok-kelok juga sering terjadi longsor. Jika akses jalan baik, otomatis dapat meningkatkan kunjungan wisata sekaligus bisa mengundang investor dan mau masuk untuk menanarnkan modalnya guna menyemarakkan sarana dan prasarana. ” Tetapi harus ada catatan, bila investor masuk maka mereka harus mempunyai komitmen akan mengikutsertakan dan mau memberdayakan masyarakat setempat. Karena kedudukan wisata Telaga Ngebel berada di lingkungan penduduk asli,” tuturnya•

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijaksana